Rabu, 06 Juni 2012

Yuuk Kita Menjadi Diri Kita Sendiri

Banyak orang yang hidup dalam kepura-puraan, menahan perasaan, Tidak berani mengambil keputusan, membiarkan masalah mengambang tanpa solusi, tidak berani menghadapi kenyataan, yang membiarkan hidupnya tersiksa karena semua yang dilakukannya bertentangan dengan nilai-nilai dan pemahaman yang ada di dalam hatinya. Dengan alasan agar tidak membuat konflik dengan rekan sejawat, tidak mengganggu lingkungan, menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di sekitar kita, lantas kita tampil bukan sebagai diri sendiri, tampil dalam kepura-puraan, dalam ketidak nyamanan dan stress berkepanjangan. Menyembunyikan perasaan bukanlah cara terbaik untuk menikmati kehidupan yang indah ini. Emosi yang tertahan berkepanjangan, pada akhirnya dapat timbul dalam bentuk penyakit-penyakit fisik seperti : peradangan lambung (mag), sakit tulang belakang, sakit pada punggung, depressi, stress, dll. Mengapa membiarkan diri kita menderita berkepanjangan? Apa yang mesti dilakukan agar kita dapat lepas dari penderitaan yang menyakitkan ini? Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain: 1. Ungkapkan perasaan secara terbuka Memendam perasaan bukanlah cara terbaik untuk memecahkan masalah. Kalaupun tidak mampu atau tidak dimungkinkan mengutarakan masalah secara terbuka, sangat mungkin beban perasaan kita salurkan melalui orang ke tiga yang dapat dipercaya, yang memungkinkan kita mengutarakan perasaan hati, yang memungkinkan kita melakukan diskusi secara komprehensif, dengan demikian perasaan menjadi ringan, beban berkurang dan kita dapat hidup dengan lebih bersemangat. 2. Segera cari solusi Banyak orang yang ketika menghadapi masalah, justru menarik diri, menyalahkan diri sendiri, mencari kambing hitam, dan seterusnya, sehingga alih-alih memecahkan masalah justru membuat masalah menjadi tampak semakin besar, semakin komplek dan semakin tak terpecahkan. Adalah lebih baik segera menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan. Bagaimana memitigasi masalah, bagaimana menyelesaikannya, bagaimana memecahkan masalah agar dapat terselesaikan secara baik dengan hasilyang memuaskan. Berpikir positif ketika menghadapi masalah dengan segera mencari solusi pemecahan, akan membuat hidup kita bahagia dan terbebas dari stress berkepanjangan. 3. Segera ambil keputusan Sering kita dihadapkan pada situasi ragu-ragu tatkala harus menentukan pilihan. Mereka yang selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan, akan selalu dalam situasi bimbang, was-was, cemas sehingga jiwanya tertekan akibat beban yang belum terselesaikan. Bagaimanapun kita harus mengambil keputusan. Menentukan pilihan. Oleh sebab itu, segera putuskan, jangan ragu-ragu dan melangkahlah dengan tegap. Pengetahuan, kesadaran atas resiko, pemahaman atas makna kehidupan akan membantu kita dalam mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bijaksana. Mereka yang tak mampu dan tak berani menentukan sikap dan mengambil keputusan, akan selalu merasa tertekan, stress dan serba bimbang tanpamampu bekerja dengan baik. 4. Hidup apa adanya Hidup lah apa adanya, tanpa topeng kepura-puraan. Tampil sebagaimana diri sendiri, tampil apa adanya akan membuat perasaan menjadi santai, tidak terbebani dan pikiran akan menjadi relaks. 5. Mensyukuri keadaan Kunci kebahagiaan hidup adalah mensyukuri apa yang kita miliki. Mensyukuri adalah menerima dengan ikhlas dan bahagia sepenuh hati atas apa yang kita miliki, menjaganya dengan baik dan memanfaatkan secara optimal apa yang kita miliki tanpa ada rasa kecewa sedikitpun dalam hati. Kita sering kecewa dan tidak mensyukuri apa yang telah kita dapat, karena kita membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang kita inginkan atau apa yang telah didapat oleh orang lain. Rasa kecewa akibat ketidak mampuan dalam mensyukuri apa yang telah ada di gengaman kita, sering membawa masalah, mendatangkan kesulitan dan menghancurkan kebahagiaan yang seharusnya dapat kita nikmati dalam kehidupan ini. 6. Bangun rasa percaya Kita dapat hidup dengan nyaman dan bahagia, jika kita mempunyai sahabat-sahabat yang dapat kita gunakan sebagai tempat berbagi perasaan, sebagai teman diskusi dan bertukar pikiran. Kesemua orang itu haruslah orang-orang yang dapat kita percaya. Artinya, kita harus dapat mempercayai orang lain. Orang yang tak mampu mempercayai orang lain, orang yang selalu curiga pada orang lain, sudah tentu tidak akan dapat menjalin komunikasi dengan orang lain secara efektif, tidak akan dapat berbaur secara baik,dan tidak mungkin dapat menjalin hubungan secara terbuka dengan orang lain. Bangunlah rasa percaya, hilangkan kecurigaan, maka kita akan dapat hidup dengan perasaan lebih nyaman, tanpa harus merasa khawatir dan ketakutan tanpa dasar. Marilah kita hidup apa adanya, menjadi diri sendiri, tanpa dihantui rasa khawatir dan ketakutan yang berlebihan. Lakukanlah apa yang memang ingin dilakukan, jangan lakukan hal-hal yang memang tidak ingin kita lakukan. Kalau sesuatu memang harus terjadi, biarlah itu terjadi. Jangan menakutkan hal-hal yang belum tentu terjadi, dan syukuri semua yang ada pada diri kita, maka kita akan hidup bahagia terbebas dari stress yang berkepanjangan.

Minggu, 22 April 2012

Menapaki Jalan Kehidupan

Sahabat, Menapaki jalan kehidupan adalah proses belajar, proses pemahaman akan makna kehidupan dan proses pemantapan keyakinan akan kebesaran Tuhan. Kita dituntut untuk belajar terus menerus, berkesinambungan, karena kehidupan selalu berkembang bergerak dinamis dan selalu menuntut perubahan, agar kita dapat berkembang menyesuaikan perkembangan jaman. Belajar, bukan hanya melalui kegiatan formal di sekolah. Kita juga dituntut untuk belajar dan memahami dengan baik kejadian alam yang ada di sekitar kita. Bukankah dalam kejadian alam ini, juga dari pergantian siang dan malam, lahir hidup dan matinya manusia dan makhluk Tuhan lainnya, terdapat sangat banyak - bahkan tak terhingga banyaknya - ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan kita. Dengan terbentangnya ilmu pengetahuan yang disediakan itu, kita dituntut untuk memahami perjalanan hidup, karena tanpa pemahaman yang mendalam akan makna kehidupan, seseorang bisa saja menjadi bingung, kehilangan arah dan tak tahu lagi kemana sebenarnya kita hendak menuju. Contoh-contoh kehidupan yang berhasil dan kehidupan yang gagal serta terhinakan, semua terbentang secara terbuka, dapat kita akses secara bebas, dan disediakan secara cuma-cuma tanpa diskriminasi. Permasalahannya, kita sering tidak mau dan tidak bersedia meluangkan waktu untuk mau memahami hakikat kehidupan ini. Kita abai akan pembelajaran yang disediakan dan terbentang di alam. Padahal, dengan pemahaman yang mantap akan makna kehidupan, diharapkan kita mampu mendapatkan pencerahan Ilahi, mampu membaca rahasia alam dan selanjutnya meyakini betapa besar dan tak-terhingga-nya kuasa Tuhan. Pemahaman yang mantap tentang perjalanan hidup akan membawa kita dalam pengakuan atas Kebesaran, kekuasaan, Keagungan, Kasih-Sayang Tuhan. Suatu hal yang mesti kita yakini sepenuhnya baik secara lisan / perkataan, kita yakini melalui perbuatan, juga keyakinan yang mendalam yang langsung masuk dalam relung hati yang paling dalam. Kita sering tidak mau belajar secara detail atas apa yang kita alami dalam kehidupan, justru kita sering mengabaikan pelajaran-pelajaran kehidupan yang kita alami, Kita tidak menapaki perjalanan kehidupan dengan kesadaran penuh, kita hanya focus pada rutinitas kegiatan yang kita kira itulah kehidupan itu sendiri. Dampaknya, kita tidak sempat mempelajarinya secara mendalam, kita tak sempat memahami apa sesungguhnya yang terjadi yang menimpa diri kita, dan karenanya................ Kita tak mendapatkan manfaat apapun dari pengalaman kehidupan yang kita tapaki, sehingga kita tak kunjung arif dan dewasa sebagai manusia. Itulah kemudian yang disindir Tuhan dengan istilahNYA : Manusia yang lalai.