Minggu, 22 April 2012

Menapaki Jalan Kehidupan

Sahabat, Menapaki jalan kehidupan adalah proses belajar, proses pemahaman akan makna kehidupan dan proses pemantapan keyakinan akan kebesaran Tuhan. Kita dituntut untuk belajar terus menerus, berkesinambungan, karena kehidupan selalu berkembang bergerak dinamis dan selalu menuntut perubahan, agar kita dapat berkembang menyesuaikan perkembangan jaman. Belajar, bukan hanya melalui kegiatan formal di sekolah. Kita juga dituntut untuk belajar dan memahami dengan baik kejadian alam yang ada di sekitar kita. Bukankah dalam kejadian alam ini, juga dari pergantian siang dan malam, lahir hidup dan matinya manusia dan makhluk Tuhan lainnya, terdapat sangat banyak - bahkan tak terhingga banyaknya - ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan kita. Dengan terbentangnya ilmu pengetahuan yang disediakan itu, kita dituntut untuk memahami perjalanan hidup, karena tanpa pemahaman yang mendalam akan makna kehidupan, seseorang bisa saja menjadi bingung, kehilangan arah dan tak tahu lagi kemana sebenarnya kita hendak menuju. Contoh-contoh kehidupan yang berhasil dan kehidupan yang gagal serta terhinakan, semua terbentang secara terbuka, dapat kita akses secara bebas, dan disediakan secara cuma-cuma tanpa diskriminasi. Permasalahannya, kita sering tidak mau dan tidak bersedia meluangkan waktu untuk mau memahami hakikat kehidupan ini. Kita abai akan pembelajaran yang disediakan dan terbentang di alam. Padahal, dengan pemahaman yang mantap akan makna kehidupan, diharapkan kita mampu mendapatkan pencerahan Ilahi, mampu membaca rahasia alam dan selanjutnya meyakini betapa besar dan tak-terhingga-nya kuasa Tuhan. Pemahaman yang mantap tentang perjalanan hidup akan membawa kita dalam pengakuan atas Kebesaran, kekuasaan, Keagungan, Kasih-Sayang Tuhan. Suatu hal yang mesti kita yakini sepenuhnya baik secara lisan / perkataan, kita yakini melalui perbuatan, juga keyakinan yang mendalam yang langsung masuk dalam relung hati yang paling dalam. Kita sering tidak mau belajar secara detail atas apa yang kita alami dalam kehidupan, justru kita sering mengabaikan pelajaran-pelajaran kehidupan yang kita alami, Kita tidak menapaki perjalanan kehidupan dengan kesadaran penuh, kita hanya focus pada rutinitas kegiatan yang kita kira itulah kehidupan itu sendiri. Dampaknya, kita tidak sempat mempelajarinya secara mendalam, kita tak sempat memahami apa sesungguhnya yang terjadi yang menimpa diri kita, dan karenanya................ Kita tak mendapatkan manfaat apapun dari pengalaman kehidupan yang kita tapaki, sehingga kita tak kunjung arif dan dewasa sebagai manusia. Itulah kemudian yang disindir Tuhan dengan istilahNYA : Manusia yang lalai.