Jumat, 30 Januari 2009

Tentang Bumi (Serial Pengetahuan Navigasi)

Sebagaimana telah dibahas di bagian pendahuluan, bahwa jika kita mempelajari navigasi maka kita tidak mungkin membahasnya tanpa terlebih dahulu membahas masalah-masalah yang terkait dengan bumi, dimana kita berada dan dimana kegiatan navigasi akan dilakukan.

Kita hidup dan tinggal di permukaan bumi yang berbentuk bola. Memang pada kenyataannya, bumi tidaklah berbentuk bulat sempurna. Bumi agak cembung di wilayah equator dan sedikit mampat di kedua kutubnya, namun karena perbedaan diameter dari keduanya tidak terlalu signifikan, maka dalam semua perhitungan navigasi, bumi dianggap berbentuk bulat sempurna.

Ukuran sebenarnya, diameter bumi di wilayah equator adalah 7.926 miles (12.752 km) sedangkan diameter bumi jika diukur dari kutub ke kutub bumi adalah 7.900 miles (12.711 km). Info selengkapnya, lihat di :

http://encarta.msn.com/encyclopedia_761569459/Earth_(planet).html

Untuk diketahui, bahwa 1 miles (secara lengkap disebut statute mile) = 1.760 yards = 5.280 feet = 1.609,344 meter. Statute mile (st. mile) di dalam penerbangan / kegiatan navigasi biasanya digunakan untuk mengukur jarak yang cenderung perkiraan / estimasi, misalnya : jarak pandang, jarak awan ke bandara, dll.

Sedangkan untuk ukuran jarak yang lebih pasti, yang terukur, dalam kegiatan navigasi lebih banyak menggunakan satuan nautical mile (NM), misal : untuk jarak dari satu posisi ke posisi yang lain, kecepatan per jam dll. Satu nautical mile (1 NM) = 2.025 yards = 6.076 feet = 1.852 meter.

Garis-Garis Khayal di Bumi

Untuk kepentingan berbagai perhitungan dan kegiatan operasional penerbangan, kita memerlukan bantuan garis-garis khayal yang ada di bumi, agar penentuan posisi, perhitungan jarak dan lain sebagainya dapat dilakukan dengan cermat dan akurat.

Garis khayal pertama yang harus kita pahami adalah EQUATOR.

Equator adalah garis khayal yang bidang irisannya membagi bumi menjadi dua sama besar, yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian selatan. Jika kita berdiri di equator, menghadap searah dengan arah kemana bumi berputar (menghadap ke arah dari mana benda-benda langit / matahari terbit) dengan kata lain kita menghadap ke arah timur, maka kutub / poros bumi sebelah kiri kita disebut kutub utara sekaligus sebagai acuan arah utara; kutub / poros bumi sebelah kanan kita disebut kutub selatan sekaligus sebagai acuan arah selatan dan arah dibelakang kita (lawan dari arah timur) adalah arah barat.

Arah Timur, Selatan, Barat dan Utara ini kemudian di navigasi disebut sebagai arah utama (cardinal direction) sedangkan arah tenggara, barat daya, barat laut dan timur laut disebut sebagai quadrantal direction.

Parallel of Latitude

Selanjutnya, baik ke arah utara maupun ke arah selatan, kita dapat membuat garis-garis khayal lain yang sejajar equator. Garis-garis khayal tersebut makin ke utara / ke selatan akan berbentuk lingkaran yang bidang irisnya sejajar equator namun luasnya semakin kecil dan akhirnya hanya berupa titik di kutub utara / selatan.

Garis-garis khayal yang sejajar dengan equator ini selanjutnya disebut dengan garis lintang atau Parallel of latitude. Jika kita anggap bahwa equator adalah titik nol, maka setiap parallel of latitude yang kita buat akan memiliki jarak terhadap equator. Dengan demikian, setiap parallel of latitude merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap equator., karena mereka sejajar dengan equator.

Jika jarak dari equator ini dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik, maka parallel of latitude merupakan tempat kedudukan titik-titik yang memiliki jarak busur sama jika diukur dari equator. Jarak busur (dalam satuan derajat, menit dan detik) dengan patokan equator inilah yang disebut sebagai latitude.

Misal disebutkan bahwa Jakarta memiliki latutude 6 derajat South artinya Jakarta berjarak 6 derajat sebelah selatan equator. Jarak parallel of latitude terhadap equator dapat dinyatakan dalam satuan jarak (NM atau KM) maupun dalam satuan derajat busur. Jika jarak equator ke kutub (utara maupun selatan) dinyatakan dalam satuan derajat busur, maka jarak equator ke kutub utara / kutub selatan adalah 90 derajat. Untuk penjelasan lebih detail, lihat di :

http://www.encyclopedia.com/topic/latitude.aspx

Sejak tahun 1959, telah disepakati secara internasional bahwa tiap-tiap satu menit busur (1/60 derajat) kulit bumi, setara dengan satu nautical mile. Lihat :

http://encarta.msn.com/encnet/refpages/search.aspx?q=nautical+miles

Jika satu menit busur pada kulit bumi sama dengan satu nautical mile, yang berarti setiap perbedaan satu derajat garis lintang / parallel of latitude berjarak 60 NM, maka jarak equator (sebagai titik nol) ke kutub utara atau ke kutub selatan yang 90 derajat akan sama dengan 60 NM x 90 = 5400 NM.

Contoh 1: jika kita bergerak dari equator ke garis lintang 15 derajat North (bergerak dari equator ke arah 15 derajat utara / north) maka perjalanan yang kita lakukan akan menempuh jarak 60 NM x 15 = 900 NM

Contoh 2 : Jika kita bergerak dari garis lintang 45 derajat 30 menit South menuju 45 derajat 00’ menit South, itu berarti kita bergerak ke arah utara sejauh 30 menit busur lingkaran bumi. Jika satu menit busur bumi sama dengan satu nautical mile, maka perjalanan tersebut menempuh jarak 30 NM.

Di sisi lain, Jarak dari equator ke kutub utara maupun kutub selatan juga dapat dinyatakan dalam satuan kilometer. Antara tahun 1792 – 1799 ilmuwan Perancis mendefinisikan kilometer sebagai seper sepuluh ribu jarak antara equator ke kutub utara. Artinya, jarak equator ke kutub utara (tentu saja sama juga jarak antara equator ke kutub selatan) = 10.000 KM. lihat lebih lanjut di :

http://encarta.msn.com/encyclopedia_761561345/Metric_System.html

mengingat jarak equator ke kutub utara (atau kutub selatan) = 10.000 KM dan karena jarak equator ke kutub utara / selatan = 90o = 5400 NM , itulah mengapa 1 NM setara dengan 1,852 KM.

Meridians & Longitude

Garis khayal lain yang harus diperhitungkan ketika kita mempelajari navigasi adalah garis bujur (meridians), yaitu garis-garis khayal yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Perlu diingat, bahwa garis meridian ini tidaklah sejajar satu sama lainnya sebagaimana halnya parallel of latitude.Garis meridian ini berawal dari satu titik di kutub utara maupun kutub selatan dan melebar di equator.

Garis-garis meridian ini memotong equator dengan tegak lurus. Jika pada garis lintang ada equator yang dijadikan titik nol perhitungan, maka pada meridian titik nol tersebut disebut dengan “prime Meridian” yaitu garis bujur (meridian) yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan melalui kota Greenwich di Inggris. Setiap titik di muka bumi, akan memiliki jarak tertentu dari garis prime meridian ini. Jika jarak tersebut dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik, maka jarak tersebut disebut sebagai longitude.

Misal disebutkan bahwa Jakarta memiliki longitude 106 derajat East artinya Jakarta berjarak 106 derajat sebelah timur prime meridian. Prime meridians berikut pasangannya, yaitu meridian perpanjangan dari prime meridian ini (yang berada di samudra pacific) akan membagi bumi menjadi dua sama besar, yaitu belahan bumi timur dan belahan bumi bagian barat. Jika primemeridian dianggap sebagai titik nol, maka meridian pasangannya disebut “anti meridian” yang merupakan meridian 180 derajat, baik dilihat dari bumi belahan barat maupun dari belahan timur. Karenanya anti meridian disebut sebagai meridian 180 derajat E/W. anti meridian ini nanti pada saat kita membahas penanggalan akan disebut sebagai garis batas penanggalan internasional (international date line).

29 komentar:

olieve mengatakan...

PLLU 54 (ARNAZ OLIEVE)

Apakah dalam inti bumi itu zat padat??

fairdian mengatakan...

pllu 54
fairdian



well this is just suggestion

why there is not formula about to find out the longitude and you can draw the formula in your blogg's

some people maybe doesn't know why you can tell like that....

so.... i think u can't draw that and give more explain about that formula....

thank you before....

AtiK SatC 54 mengatakan...

Ass,wr.wb pak
saya ingin lebih tahu tentang "cardinal direction"
terima kasih

anin mengatakan...

ass pak...

Tolong dijelaskan kembali masalah penentuan cardinal direction beserta gambarnya?

Terima kasih....

dwi wahyuni mengatakan...

Ass...
Berapa kecepatan angin terbesar di permukaan bumi?
(sATC 54)

stefani54 mengatakan...

apa yang mempengaruhi terjadinya gempa bumi??

thank you before,.

erLLa mengatakan...

pllu 54 (erlla)

saya ingin menambahkan sedikit tentang meridian berdasarkan yang saya baca dari wikipedia,.

Istilah "meridian" berasal dari bahasa Latin, meridies, yang berarti "tengah hari" (atau "midday" dalam bahasa Inggris); Matahari melintasi titik di atas suatu meridian yang merupakan titik setengah jalan lintasannya antara saat terbit dan tenggelam. Akar kata Latin yang sama digunakan juga untuk menyebut istilah A.M.(Ante meridian) dan P.M.(Post meridian) yaitu suatu pernyataan waktu untuk memisahkan jam-jam dalam satu hari ketika dinyatakan dalam sistem 12 jam.

yang ingin saya tanyakan,,tolong dijelaskan tentang ante meridian (A.M) dan post meridian (P.M)??

terima kasih,,,,

Agustin_54 mengatakan...

Pak,,saya mau tanya apakah dalam satu hari itu akan selalu 24 jam??

Setelah membaca artikel Bapak, saya masih belum paham masalah penanggalan (International Date Line), kira" kapan akan membahas mengenai hal tersebut??

Trimakasih,,,,

siti mengatakan...

tolong dijelaskan,
bagian bumi manakah yang paling panas dan yang paling dingin??

trimakasih sebelumnya..

PLLU 54

henrybric mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
henrybric mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
henrybric mengatakan...

Henry Poerborianto (SATC 54)

pak setelah belajar navigasi dan membaca blog bapak...
ada 1 hal yang saya ingin tanyakan...
sebenarnya siapakah yg mencetuskan garis2 khayal di bumi ini....????
trimakasie atas waktunya...

agunk mengatakan...

Bumi mempunyai lapisan udara atau atmosfer yang dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. dari masing-masing lapisan udara ini memilik fungsi tertentu, dan pada umumnya melindungi bumi dari radiasi matahari dan benda-benda luar angkasa.

pada kenyataannya, cuaca pada outerspace terutama dari pola pancaran radiasi matahari ternyata tidak hanya berpengaruh pada kehidupan di bumi, tetapi juga mengacau sistem navigasi penerbangan yang ada dibumi. karena gelombang yang dipancarkan oleh matahari juga merupakan gelombang eloktromagnet, yang kemungkinan berpengaruh pada sistem navigasi jika suatu saat radiasi tersebut berlebihan atau melebihi dari biasanya, dari penelitian, pada umumnya radiasi bumi ada tiga antara lain:
1. Radio Blackout
– Solar Flare mengeluarkan sinar x-rays
– Sampai kebumi dalam waktu 8 menit.
– Memodifikasi ionosfer
– Mengacaukan komunikasi radio HF
Dampak:
• Airline communication
• HF radio operator
• DoD komunikasi
• Satellite komunikasi
2. Radiasi Storm
– Solar Flare dan Coronal Mass Ejection (CME) membawa keluar partikel energetik.
– Sampai kebumi dalam waktu 15 menit sampai 24 jam
– Modifikasi ionosfer lintang tinggi.
– Mengacaukan komunikasi radio HF
Dampak:
• Airline communication
• HF radio operator
• DoD komunikasi
– Radiasi ionisasi menembus atmosfer
Dampak:
• Astronaut (radiasi)
• Kesalahan Satellit
3. Geomagnetic Storm
– Coronal Mass Ejections (CME) membawa Magnetic Cloud
– Sampai di bumi dalam 1- 4 hari
– Mempercepat partikel di magnetosfer dan ionosfer
Dampak:
• Komunikasi radio HF
• Radio Navigation (GPS)
• Elektrik Power Grid
• Peningkatan satelit Drag
• Aurora

sumber :http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/SATEK%202008/VERSI%20PDF/bidang%203/24.pdf

agunk mengatakan...

agunk ( agung wahyu wicaksono PLLU 54 )

yacob mengatakan...

pllu 54
yacob mandala


after i read your blog about earth, so far i understand about your writing, sir. because you explain it before.

my advice, your writing can added with picture, so people more interesting to read it and more understand about earth or navigation.

thank you sir for giving opportunity to fill comment in your blog...

Liha mengatakan...

PLLU 54
Maryanti Shaliha


tolong bapak jelaskan pengertian tentang graticule......

winda mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr, Wb.

WINDA MEDIAWATI ( PLLU 54 )

That we know if the earth has two line that we call equator and meridian. If we want to account the distance from equator or meridian we used latitude or longitude. Latitude use for accounting the distance from equator and longitude from meridian. But not only like that. We can also use the line together to know the position of some place or another by using latitude and longitude.

How Latitude and Longitude Work Together

To precisely locate points on the earth's surface, degrees longitude and latitude have been divided into minutes (') and seconds ("). There are 60 minutes in each degree. Each minute is divided into 60 seconds. Seconds can be further divided into tenths, hundredths, or even thousandths. For example, the U.S. Capitol is located at 38°53'23"N , 77°00'27"W (38 degrees, 53 minutes, and 23 seconds north of the equator and 77 degrees, no minutes and 27 seconds west of the meridian passing through Greenwich, England).

sumber : http://geography.about.com/cs/latitudelongitude/a/latlong.htm

arsa mengatakan...

PLLU 54(Made Arsawiguna Putra)

Ciri-ciri fisik bumi

Diameter Ekuatorial 12.756,28 km
Diameter Polar (Geografi) 12.713,56 km
Diameter rata-rata 12.742,02 km
Keliling ekuatorial 40.075 km
Keliolig Polar 40.008 km
Luas permukaan 510.067.420 .km²
Volume 1,0832×1012 km³
Massa 5,9736×1024 kg
Kepadatan 5,515 g/cm³
Gravitasi permukaan katulistiwa 9,780 m/s² 1
(from wikipedia)

DIMAS ARYA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Idham mengatakan...

PLLU 54 (M. Idham Z.A.)


Waktu universal dan standar waktu

Sebelum diperkenalkannya standar waktu, setiap kota menyetel waktunya sesuai dengan posisi matahari di tempat masing-masing. Sistem ini bekerja dengan baik sampai diperkenalkannya kereta api, yang memungkinkan untuk berpergian dengan cepat namun memerlukan seseorang untuk terus-menerus mencocokan jamnya dengan waktu lokal yang berbeda-beda dari satu kota ke kota lain. Standard waktu, dimana semua jam di dalam satu daerah menggunakan waktu yang sama, dibuat untuk memecahkan masalah perbedaan waktu seperti dalam perjalanan kereta api di atas.

Standar waktu membagi-bagi bumi kedalam sejumlah "zona waktu", masing-masing melingkupi (dalam teorinya) paling sedikit 15 derajat. Semua jam di dalam zona waktu ini disetel sama dengan jam lainnya, tapi berbeda sebanyak satu jam dari jam-jam di zona waktu yang bertetanggaan. Waktu lokal di Royal Greenwich Observatory di Greenwich, Inggris, dipilih sebagai standard di Konferensi Meridian Internasional tahun 1884, yang memicu penyebaran pemakaian Greenwich Mean Time untuk menyetel jam di dalam suatu daerah. Lokasi ini dipilih karena sampai tahun 1884, dua pertiga dari semua peta dan bagan menggunakannya sebagai meridian utama (prime meridian). (http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu_Universal)

DIMAS ARYA mengatakan...

Struktur Bumi



(Sedikit Catatan untuk mengenal struktur bumi kita)



Menurut penelitian para ahli geofisika bumi kita tersusun atas material yang berlapis-lapis konsentris. Terdapat empat lapisan yang dapat dibedakan, diantaranya :

1. Kerak, merupakan lapisan terluar dari bumi dan di atasnya lah kita berada. Kerak dibedakan menjadi kerak kontinental dan kerak samudera. Kerak kontinental bersifat granitik dengan materialnya SIAL (Silikon + Alumunium). Ketebalan antara 35 s.d. 70 km (http://scign.jpl.nasa.gov/learn/plate1.htm). Kemudian yang kedua kerak samudra, lebih tipis daripada kerak kontinen, bersifat basaltis, materialnya SIMA (Silikon + Magnesium). Ketebalannya antara 5 s.d. 10 km. Bagian kerak ini hanya 1 % dari bagian volume bumi.
2. Mantel, bagian dekat kerak bersifat keras tapi semakin dalam semakin lunak, materialnya disebut magma, didominasi oleh ferrum-magnesium-silikat. Pada bagian ini terjadi konveksi yang menggerakan lempeng (gaya horizontal pada pergerakan lempeng). Bagian ini 84 % dari volume bumi total. Mantel dibagi dua, menjadi mantel dalam dan luar.... Batas antara mantel dan litosfir disebut Diskontunuitas Mohorovicic.
3. Inti luar, bersifat liquid, tersusun atas alloy besi dan nikel. Bagian ini dipercaya penyebab timbulnya medan magnet bumi (Berdasarkan Teori Dinamo). Suhu sekitar 4000 C. Batas antara mantel dan inti luar disebut Diskontinuitas Gutenberg.
4. Inti dalam, bersifat solid, tersusun atas besi. Suhu sekitar 5000 C.

my problem now..How old the earth??

thaks sir..sorry use combine languange

Angger mengatakan...

Angger (satc54)Pak saya ingin menanyakan

Apa yang mendasari digunakannya garis anti meridian sebagai acuan garis batas penanggalan internasional, mengapa bukan garis prime meridian

terima kasih..

Richo Ilham - PLLU '54 mengatakan...

Tambahan untuk bahan penulisan:

Dasar Pembagian Daerah Waktu Indonesia

Dengan adanya pedoman awal garis bujur dimulai dari kota Greenwich, London, Inggris yang ditetapkan sebagai garis bujur 00, atau biasa disebut “Prime Meridian” yaitu garis bujur (meridian) yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan melalui kota Greenwich di Inggris, maka kita dapat menentukan dasar pembagian daerah waktu Indonesia.

Garis bujur merupakan garis khayal pada bumi yang membujur dari utara ke selatan. Bumi berputar dalam sekali putaran menempuh sudut 3600. Maka, seluruh permukaan bumi dapat dibuat 360 garis khayal tersebut. Sekali berputar, bumi memerlukan waktu 24 jam untuk putaran 3600. Atau, dapat dikatakan dalam 1 jam bumi berputar 150. Oleh karena itu, setiap 150 dan kelipatannya dari 00 dijadikan sebagai garis bujur.

Bila kita ingin mengetahui dasar pembagian waktu di Indonesia, maka kita harus mengetahui dahulu dimana letak Indonesia dengan menghitung titik koordinatnya. Letak Indonesia adalah pada 950 BT - 1410 BT. Berdasarkan letak ini maka Indonesia berada pada tiga garis bujur (kelipatan 15), yaitu 1050, 1200, dan 1350. Dari sinilah dapat diketahui bahwa Indonesia menjadi tiga daerah waktu: Waktu Indonesi Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT).

Cara mengetahui perbedaan waktu, lebih dahulu menentukan waktu di Greenwich sebagai standard perhitungan. Bila di kota Greenwich pukul 6 pagi maka waktu di Indonesia dihitung dengan cara :

- Waktu Indonesia Barat (WIB):
6 + 105/15 = 13 atau pukul 1 siang

- Waktu Indonesia Tengah (WITA):
6 + 120/15 = 14 atau pukul 2 siang

- Waktu Indonesia Timur (WIT):
6 + 135/15 = 15 atau pukul 3 siang


Komentar untuk penulis:

“Anti Meridian” yang merupakan meridian 180 derajat, baik dilihat dari bumi belahan barat maupun dari belahan timur. Karenanya anti meridian disebut sebagai meridian 180 derajat E/W. anti meridian ini nanti pada saat kita membahas penanggalan akan disebut sebagai garis batas penanggalan internasional (international date line).

Dari tulisan di atas, ada beberapa pertanyaan yang diajukan untuk penulis (Bpk. Wisnu), yakni:

1. Apa alasan “Anti Meridian” disebut sebagai garis batas penanggalan internasional (international date line) ?
2. Apa kelebihannya jika dibandingkan dengan “Prime Meridian” ?
3. Apa penyebab adanya beberapa sistem penanggalan yang berbeda di bumi ini?
4. Apa kelebihan dan kekurangan beberapa sistem penanggalan tersebut, dan manakah yang lebih unggul dari segi keakuratan dan kemudahan dalam penghitungannya?

Richo Ilham B.
PLLU ‘54

hendrich LLU 54 mengatakan...

Hendrich Pramana ( PLLU 54 )

after i search at web. i find that are many kind of latitude these are Types of latitude:

With a spheroid that is slightly flattened by its rotation, cartographers refer to a variety of auxiliary latitudes to precisely adapt spherical projections according to their purpose.
For planets other than Earth, such as Mars, geographic and geocentric latitude are called "planetographic" and "planetocentric" latitude, respectively. Most maps of Mars since 2002 use planetocentric coordinates.

Common "latitude"

Illustration of geographic and geocentric latitudes.
In common usage, "latitude" refers to geodetic or geographic latitude and is the angle between the equatorial plane and a line that is normal to the reference ellipsoid, which approximates the shape of Earth to account for flattening of the poles and bulging of the equator. This value usually differs from the geocentric latitude.
The expressions following assume elliptical polar sections and that all sections parallel to the equatorial plane are circular. Geographic latitude (with longitude) then provides a Gauss map. As defined earlier in this article, is the angular eccentricity of a meridian.

Reduced latitude

On a spheroid, lines of reduced or parametric latitude, , form circles whose radii are the same as the radii of circles formed by the corresponding lines of latitude on a sphere with radius equal to the equatorial radius of the spheroid.

[Authalic latitude
• Authalic latitude, , gives an area-preserving transform to the sphere.


Rectifying latitude
• Rectifying latitude, , is the surface distance from the equator, scaled so the pole is 90°, but involves elliptic integration:

Conformal latitude
• Conformal latitude, , gives an angle-preserving (conformal) transform to the sphere.

Geocentric latitude
• The geocentric latitude, , is the angle between the equatorial plane and a line from the center of Earth. It is the size of the central angle between the equator and the point of interest, as measured along a meridian. This value usually differs from the geographic latitude, as illustrated above.

Comparison of latitudes
The following plot shows the differences between the types of latitude. The data used are found in the table following the plot. Please note that the values in the table are in minutes, not degrees, and the plot reflects this as well. Also observe that the conformal symbols are hidden behind the geocentric due to being very close in value. Finally it is important to mention also that these differences don't mean that the use of one specific latitude will necessarily cause more distortions than the other (the real fact is that each latitude type is optimized for achieving a different goal).

Approximate difference from geographic latitude ("Lat")
Lat
Reduced
Authalic
Rectifying
Conformal
Geocentric

0° 0.00′ 0.00′ 0.00′ 0.00′ 0.00′
5° 1.01′ 1.35′ 1.52′ 2.02′ 2.02′
10° 1.99′ 2.66′ 2.99′ 3.98′ 3.98′
15° 2.91′ 3.89′ 4.37′ 5.82′ 5.82′
20° 3.75′ 5.00′ 5.62′ 7.48′ 7.48′
25° 4.47′ 5.96′ 6.70′ 8.92′ 8.92′
30° 5.05′ 6.73′ 7.57′ 10.09′ 10.09′
35° 5.48′ 7.31′ 8.22′ 10.95′ 10.96′
40° 5.75′ 7.66′ 8.62′ 11.48′ 11.49′
45° 5.84′ 7.78′ 8.76′ 11.67′ 11.67′
50° 5.75′ 7.67′ 8.63′ 11.50′ 11.50′
55° 5.49′ 7.32′ 8.23′ 10.97′ 10.98′
60° 5.06′ 6.75′ 7.59′ 10.12′ 10.13′
65° 4.48′ 5.97′ 6.72′ 8.95′ 8.96′
70° 3.76′ 5.01′ 5.64′ 7.52′ 7.52′
75° 2.92′ 3.90′ 4.39′ 5.85′ 5.85′
80° 2.00′ 2.67′ 3.00′ 4.00′ 4.01′
85° 1.02′ 1.35′ 1.52′ 2.03′ 2.03′
90° 0.00′ 0.00′ 0.00′ 0.00′ 0.00′
Astronomical latitude
A more obscure measure of latitude is the astronomical latitude, which is the angle between the equatorial plane and the normal to the geoid (ie a plumb line). It originated as the angle between horizon and pole star. It differs from the geodetic latitude only slightly, due to the slight deviations of the geoid from the reference ellipsoid.
Astronomical latitude is not to be confused with declination, the coordinate astronomers use to describe the locations of stars north/south of the celestial equator (see equatorial coordinates), nor with ecliptic latitude, the coordinate that astronomers use to describe the locations of stars north/south of the ecliptic (see ecliptic coordinates).
Palæolatitude
Continents move over time, due to continental drift, taking whatever fossils and other features of interest they may have with them. Particularly when discussing fossils, it's often more useful to know where the fossil was when it was laid down, than where it is when it was dug up: this is called the palæolatitude of the fossil. The Palæolatitude can be constrained by palæomagnetic data. If tiny magnetisable grains are present when the rock is being formed, these will align themselves with Earth's magnetic field like compass needles. A magnetometer can deduce the orientation of these grains by subjecting a sample to a magnetic field, and the magnetic declination of the grains can be used to infer the latitude of deposition.
Corrections for altitude


Line IH is normal to the spheroid representing the Earth (colored orange) at point H. The angle it forms with the equator (represented by line CA) corresponds to the point's geodetic latitude.
When converting from geodetic ("common") latitude to other types of latitude, corrections must be made for altitude for systems which do not measure the angle from the normal of the spheroid. For example, in the figure at right, point H (located on the surface of the spheroid) and point H' (located at some greater elevation) have different geocentric latitudes (angles β and γ respectively), even though they share the same geodetic latitude (angle α). Note that the flatness of the spheroid and elevation of point H' in the image is significantly greater than what is found on the Earth, exaggerating the errors inherent in such calculations if left uncorrected. Note also that the reference ellipsoid used in the geodetic system is itself just an approximation of the true geoid, and therefore introduces its own errors, though the differences are only slight (see Astronomical latitude, above).

rayyan pllu 54 mengatakan...

Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
yang ingin saya tanyakan adalah
apa syarat-syarat peta?
apa fungsi objektif dari peta?
dan apa saja unsur-unsur peta?

idje mengatakan...

PLLU 54 (HIDJRAH HALIM)

I wish to add some data [regarding/ hit] radius earth and i get this from website wikipedia

Earth radius
From Wikipedia, the free encyclopedia
Because the Earth is not perfectly spherical, no single value serves as its natural radius. Instead, being nearly spherical, a range of values from 6,357 km to 6,378 km (≈3,950 – 3,963 mi) spans all proposed radii according to need, and several different ways of modeling the Earth as a sphere all yield a convenient mean radius of 6371 km (≈3,959 mi). While "radius" normally is a characteristic of perfect spheres, the term as employed in this article more generally means the distance from some "center" of the Earth to a point on some idealized surface that models the Earth. That distance can vary over the idealized surface. This article deals primarily with spherical and ellipsoidal models of the Earth. See Figure of the Earth for a more complete discussion of models.
Note: Earth radius is sometimes used as a unit of distance, especially in astronomy and geology. It is usually denoted by .
Radius and models of the earth
Earth's rotation, internal density variations, and external tidal forces cause it to deviate systematically from a perfect sphere.[1] Local topography increases the variance, resulting in a surface of unlimited complexity. Our descriptions of the Earth's surface must be simpler than reality in order to be tractable. Hence we create models to approximate the Earth's surface, generally relying on the simplest model that suits the need.
Each of the models in common use come with some notion of "radius". Strictly speaking, spheres are the only solids to have radii, but looser uses of the term "radius" are common in many fields, including those dealing with models of the Earth. Viewing models of the Earth from less to more approximate:
• The real surface of the Earth;
• The geoid, defined by mean sea level at each point on the real surface;[2]
• An ellipsoid: geocentric to model the entire earth, or else geodetic for regional work;[3]
• A sphere.
In the case of the geoid and ellipsoids, the fixed distance from any point on the model to the specified center is called "a radius of the Earth" or "the radius of the Earth at that point".[4] It is also common to refer to any mean radius of a spherical model as "the radius of the earth". On the earth's real surface, on other hand, it is uncommon to refer to a "radius", since there is no practical need. Rather, elevation above or below sea level is useful.
Regardless of model, any radius falls between the polar minimum of about 6,357 km and the equatorial maximum of about 6,378 km (≈3,950 – 3,963 mi). Hence the Earth deviates from a perfect sphere by only a third of a percent, sufficiently close to treat it as a sphere in many contexts and justifying the term "the radius of the Earth". While specific values differ, the concepts in this article generalize to any major planet.
Physics of Earth's deformation
Rotation of a planet causes it to approximate an oblate ellipsoid/spheroid with a bulge at the equator and flattening at the North and South Poles, so that the equatorial radius a is larger than the polar radius b by approximately aq where the oblateness constant q is

where ω is the angular frequency, G is the gravitational constant, and M is the mass of the planet. [5] For the Earth , which is close to the measured inverse flattening . Additionally, the bulge at the equator shows slow variations. The bulge had been declining, but since 1998 the bulge has increased, possibly due to redistribution of ocean mass via currents. [6]1

sheriff SATC 54 mengatakan...

Geneva - Lubang ozon di atas Kutub Selatan (Antartika) kelihatan relatif lambat tahun ini, tetapi ukurannya sudah lebih besar daripada ukuran maksimum yang diperoleh pada 2007, demikian keterangan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Selasa.

Selama dua pekan terakhir, lubang ozon itu telah berkembang dengan cepat dan sekarang telah melewati ukuran maksimum yang diperoleh tahun lalu, kata badan PBB tersebut dalam satu pernyataannya, seperti dikutip Xinhua.

Menurut lembaga itu, hingga 13 September, lubang ozon mencakup daerah seluas 27 kilometer persegi. Daerah maksimum yang dicapai pada 2007 ialah 25 juta kilometer persegi.

Lubang ozon tahun ini diperkirakan akan terus bertambah besar selama beberapa pekan lagi sampai mencapai ukuran maksimumnya.

Lubang ozon di Antartika telah muncul setiap tahun sejak 1980-an. Lubang itu biasanya mulai terbentuk pada Agustus, dan mencapai ukuran maksimumnya pada akhir September atau awal Oktober, sebelum terisi lagi pada pertengahan Desember.

Lapisan ozon melindungi Bumi dari sinar berbahaya ultra-violet.
sumber:http://www.opinimasyarakat.com/2008/09/18/lubang-ozon-di-atas-antartika-lebih-besar-dari-2007/#more-3811

pertanyaan saya...
1.apa yang menyebabkan lapisan ozon di kutub selatan menipis/lubang?
2. Apa akibat yang terburuk tentang hal tersebut???

tolong dijelaskan??Trimakasih sudah diberi kesempatan...

betrand h mengatakan...

mengapa garis garis batas WIB & WITA tidaklah lurus ?
balas ya pak.........!!!!!!!!!!!!

betrand h mengatakan...

mengapa garis garis batas wib dan wita tidaklah lurus?