Sabtu, 30 Juni 2007

Terima Kasih Pada Kelompok RMS


Hari Jumat 29 Juni 2007, benar – benar hari yang membawa keberuntungan yang patut disyukuri oleh Bangsa dan Negara Indonesia, karena pada hari itu, ketika Pak Presiden SBY sedang menghadiri acara Hari Keluarga Nasional di Ambon, tiba-tiba sekelompok orang yang tak dikenal, yang kemudian diketahui berasal dari kelompok RMS, masuk lapangan dan mengibarkan bendera RMS di depan Presiden.
Kita, Bangsa Indonesia patur bersyukur, karena mereka yang berhasil mengelabui para pengawal Presiden, mengelabui aparat keamanan dan panitia acara tersebut ”hanya” ingin mengibarkan bendera saja, tidak ingin berbuat yang lebih aneh lagi.
Kalau saja mereka berbuat aneh – aneh pun, rasanya mereka – mereka yang bertanggung jawab untuk mengamankan Presiden, tidak akan tahu dan menyadarinya, sampai dengan semuanya jadi terlambat.
Atas dasar itulah sebenarnya kita semua patut berterima kasih pada kelompok RMS yang telah memberitahu kita :
1. betapa lemahnya pengamanan dan penjagaan terhadap Presiden kita
2. bahwa intelejen kita kurang mampu berfungsi dengan baik, sehingga aparat keamanan tidak mampu mengantisipasi dengan baik
3. tentang betapa cerobohnya kita, sehingga kita tidak tahu membaca daftar acara, sehingga kita tidak tahu mana yang masuk daftar dan mana yang “liar”
Memang benar bahwa Aparat keamanan di Ambon tidak kecolongan, karena kecolongan itu berarti sudah diantisipasi segalanya tetapi karena kelihaian si pencuri, maka pencuri berhasil masuk rumah kita.
Dalam kasus ini, tampaknya mereka tidak main curi-curi, buktinya mereka bawa bendera, bawa senjata tajam, bawa tombak, lewat bebas di depan para penjaga, dan didiamkan.
Ungkapan terima kasih terhadap para kelompok RMS tersebut seharusnya disampaikan dalam bentuk:
1. Pemeriksaan / investigasi yang santun dan tidak melanggar HAM
2. Mendengarkan keluh kesah mereka perihal apa yang membuat mereka terdorong untuk ingin merdeka lepas dari NKRI
3. Meyakinkan pada mereka dengan cara – cara yang baik, bahwa NKRI merupakan pilihan terbaik bagi kehidupan kita bersama mereka, melalui bukti-bukti yang konkrit
4. Segera memperbaiki diri, agar kasus – kasus serupa tidak terjadi di lain waktu.
NKRI merupakan kenyataan yang tidak dapat lagi diganggu gugat, tetapi ketika kita semua hanya memikirkan diri, kelompok atau golongan sendiri, tanpa menghiraukan kelompok masyarakat lainnya, atau kelompok lain hanya kita jadikan dalih untuk mendapatkan keuntungan pribadi, jangan heran jika usaha- usaha disintegrasi akan selalu ada.
Selagi belum terlambat, marilah kita masing – masing memperbaiki diri seoptimal mungkin, tanpa harus mencari kambing hitam di tempat lain.

Minta Maaf Pada Orang Yang Menipu Kita


Terus terang, ketika saya dapat kiriman email dari sahabat saya tentang ajakan untuk meminta maaf pada orang-orang yang telah menipu kita, saya bingung.
Kalau ajakan untuk memaafkan orang-orang yang telah menipu kita, itu jelas sering saya dengar, baik dari ajaran agama maupun dalam pelajaran kehidupan sosial sehari-hari, tetapi minta maaf pada mereka?
Dalam kebingungan dan keraguan saya terhadap ajakan itu, saya ingat kejadian beberapa tahun yang lalu di Vancouver – Canada, ketika saya dengan ceroboh menginjak kaki seorang Ibu yang berdiri di belakang saya.
Dalam kekagetan saya atas kejadian itu dan sebelum saya meminta maaf kepadanya, ternyata dia telah lebih dulu meminta maaf kepada saya.
”Kenapa anda meminta maaf pada saya” tanya saya kepadanya, dengan penuh keheranan.
”Saya melakukan kesalahan dengan berdiri pada posisi yang membuat anda dapat menginjak saya. Kalau saya hati-hati, tentunya anda tidak akan menginjak saya.” jawabnya.
Saya terheran-heran dengan argumentasinya.
Kalau kaki saya yang terinjak orang, argumentasinya tentu lain lagi! Kalau saya memaafkan orang yang menginjak kaki saya dengan cepat, itu sudah hebat. Orang ini sudah saya injak kakinya, kesakitan, malah minta maaf dengan argumentasi keteledorannya berdiri di dekat saya.
Kawan, dalam kehidupan kita ini jika dipandang melalui konsep Ketuhanan, semua kejadian dalam bentuk apapun, tidak ada istilah kebetulan. Semua kejadian yang kita alami hanya mungkin terjadi, semata-mata karena ijin-Nya.
Selanjutnya, kita juga harus sadar, bahwa kejadian demi kejadian yang terjadi dan menimpa kita, juga bukanlah suatu kebetulan, hal – hal itu terjadi tidak lain merupakan akibat dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya.
Kalau ada orang yang menipu kita, pastilah itu juga bukan suatu kebetulan, melainkan akibat dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya sehingga orang tersebut berkesempatan melakukan penipuan terhadap kita.
Kita ditipu, karena si penipu begitu mampu meyakinkan kita bahwa apa yang dilakukannya akan memberikan keuntungan (dalam bentuk apapun) kepada kita. Kita terbuai dengan janji-janji yang diberikannya, kemudian kita tanpa pertimbangan masak-masak meng-iya-kannya, itulah kesalahan kita.
Kita salah, karena pertimbangan yang sempit tersebut, membuat ”dia” terjerumus untuk berbuat kesalahan, yaitu menipu diri kita.
Seandainya kita teliti, kita penuh pertimbangan, kita arief dan bijaksana dalam bertindak, maka kita tidak tertipu. Dengan kata lain, sekiranya bukan karena keteledoran kita, maka kita tidak akan memberikan kesempatan pada orang tersebut untuk melakukan kesalahan yang merugikan reputasinya. Nah, makanya atas kesalahan itu kita perlu meminta maaf kepadanya, kepada orang yang telah menipu kita.
Saya sangat setuju dengan ajakan ini, karena dengan kesadaran tersebut, kita menjadi semakin dewasa dalam menghadapi suatu peristiwa. Kita akan menjadi semakin pintar dan ’dingin” dalam menghadapi semua peristiwa yang menimpa.
Kesadaran ini akan membuat kita tidak mudah menyalahkan orang lain, karena adanya kesadaran bahwa semua kejadian pasti atas ijin yang Maha Kuasa, yang dilakukan-Nya semata-mata dalam rangka membuat kita menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian, maka kita akan selalu waspada dan hati-hati, agar orang lain tidak melakukan kesalahan karena keteledoran yang kita perbuat.

Kamis, 21 Juni 2007

Persyaratan Calon Taruna STPI

Jika anda, saudara, anak atau siapa saja ingin sekolah di STPI, berikut ini beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

A. Persyaratan Umum
  1. WNI dengan usia tidak lebih dari 23 tahun pada saat pendidikan dimulai
  2. Belum pernah menikah dan tidak akan menikah selama pendidikan
  3. sehat jasmani, rohani, bebas narkoba, tidak cacat tubuh, tidak buta warna dan tidak berkaca mata
  4. Tinggi Badan minimum pria 163 cm wanita 158 cm (non penerbang) dan untuk penerbang pria 165 cm wanita 163 cm

B. Syarat Pendidikan

  1. Penerbang (pilot) : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  2. Teknik Pesawat Udara : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  3. Teknik Listrik Bandara : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  4. Teknik Navigasi dan Telekomunikasi Udara : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  5. Teknik Bangunan dan Landasan : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  6. Teknik Mekanikal Bandara : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  7. Pemandu Lalu Lintas Udara : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  8. Komunikasi Penerbangan : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  9. Penerangan Aeronautika : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  10. Pertolongan Kecelakaan Penerbangan : SMU / MAN IPA, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  11. Operasi Bandar Udara : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  12. Administrasi Perhubungan Udara : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan
  13. Manajemen Transportasi Udara : SMU / MAN IPA, IPS, SMK Mesin, Listrik, Elektronika, otomotif, penerbangan

C. Tempat pendaftaran dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi : STPI Curug Tangerang tlp. (021) 5982204 atau 5982205 pesawat 527

Selasa, 19 Juni 2007

Indonesia Civil Aviation Institute (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia)
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, adalah satu-satunya sekolah tinggi bidang penerbangan milik pemerintah Indonesia, yang bertugas mendidik putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi tenaga profesional bidang penerbangan yang berstandard internasional.
STPI Curug yang berdiri sejak tahun 1952, diawal berdirinya bernama Akademi Penerbangan Indonesia (API), yang di dalam perjalanan waktu sempat bernama Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) dan yang kemudian berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Penerbangan (PLP) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Diklat Perhubungan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, STPI terbagi dalam empat jurusan pendidikan, yaitu:
  1. Jurusan Penerbang
  2. Jurusan Teknik Penerbangan
  3. Jurusan Keselamatan Penerbangan
  4. Jurusan Manajemen Penerbangan

Masing - masing jurusan pendidikan tersebut diatas, memiliki beberapa program studi.

Jurusan penerbang, memiliki program - program studi:

  1. Penerbang Sayap Tetap (fixed wing)
  2. Penerbang Sayap Putar (helicopter)
  3. Operasi Penerbangan

Jurusan Teknik Penerbangan, memiliki program - program studi:

  1. Teknik Pesawat Udara
  2. Teknik Navigasi & Telekomunikasi Penerbangan
  3. Teknik Listrik Bandara
  4. Teknik Bangunan dan Landasan
  5. Teknik Mechanical

Jurusan Keselamatan Penerbangan, memiliki program - program studi:

  1. Pemanduan Lalu Lintas Udara
  2. Penerangan Aeronautika
  3. Komunikasi Penerbangan
  4. Pertolongan Kecelakaan Penerbangan

Jurusan Manajemen Penerbangan, memiliki program - program studi:

  1. Administrasi Perhubungan Udara
  2. Operasi Bandar Udara
  3. Manajemen Transportasi Udara

Ke empat jurusan pendidikan tersebut diatas, melaksanakan pendidikan baik program Diploma (Diploma II, III dan IV) juga melaksanakan program non diploma (kursus - kursus pendek).

Saat ini, STPI membuka pendaftaran untuk taruna baru, yang dibuka sejak tanggal 4 Juni 2007 lalu s.d 6 Juli 2007.

Tidak semua orang dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan di STPI. hanya mereka yang sehat jasmani dan rohani sesuai standard penerbangan sipil internasional, cerdas, cekatan serta mandiri dan memiliki semangat serta jiwa kedirgantaraan yang kuat, yang dapat melewati berbagai tahap seleksi dan lolos untuk menjadi taruna STPI.