Selasa, 18 Maret 2008

Pengobatan Tradisional (Sebuah Kisah Nyata)

Berawal dari tanggal 14 Januari 2008, Ibu saya yang tinggal di Bojonegoro Jawa Timur, mengeluh sakit maag dan muntah-muntah.
setelah 2 hari penyakitnya tidak kunjung berkurang, padahal sudah berobat di RSUD, Ibu saya diminta untuk periksa kesehatan (lab, rontgen) secara lengkap dan .......... kata dokter Budi dari RSUD Bojonegoro, Ibu saya dinyatakan GAGAL GINJAL dan harus menjalani cuci darah di Surabaya (di Bojonegoro tidak ada fasilitas untuk cuci darah).
tanggal 18 Januari, Ibu saya mulai kehilangan kesadaran, bicara tanpa arah dan masih rawat inap di RSUD Bojonegoro.
Akhirnya, pada malam itu juga, Ibu kami bawa ke Surabaya untuk rawat inap di Rumah Sakit Siloam Surabaya di ruang 203, dibawah perawatan Prof. dr. Yogi (maaf nama lengkapnya lupa).
Sejak malam itu juga, Ibu saya di rawat dengan sangat baik, penuh perhatian, dan kami sekeluarga sangat puas.
Namun, terhadap ibu saya belum dilakukan cuci darah, karena harus menunggu beberapa pemeriksaan secara lengkap.
Hari selasa pagi, tanggal 22 Januari 2008, Ibu saya koma!!
semua data dan hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Ibu saya memang mengalami gagal ginjal total, dan menurut prof. Yogi, Ibu saya tidak akan pernah sadar lagi. (beliau dinyatakan telah mengalami kematian klinis, sehingga seumur hidupnya tidak akan pernah sadar lagi.)
Akhirnya Ibu saya menjalani cuci darah di Siloam Surabaya pada hari kamis 24 Januari dan pada hari senin tgl. 28 Januari 2008, dan meskipun sudah dua kali cuci darah, Ibu hanya bangun dari komanya, tetapi kesadarannya tidak kembali. Dan Kata Prof. Yogi, yaa....... hanya itulah hasil maksimal yang dapat kami peroleh. "itupun sudah merupakan mukjizat Tuhan", katanya.
Dengan berbagai pertimbangan, Ibu kami bawa pulang ke Bojonegoro pada tgl. 28 januari siang, dalam kondisi masih belum sadar, menggunakan infus, oksigen dan sonde(?) (alat untuk makan via hidung).
Sesampai di Rumah, adik saya pergi ke daerah NGASEM, suatu kampung 30 km dari Bojonegoro, menemui seorang ahli pertanian (Pak Kardi) untuk meminta ramuan jamu buat Ibu saya.
Pak Kardi ini pensiunan penyuluh pertanian di daerah Ngasem, lulusan IPB dan sekarang sudah pensiun.
Beliau meminta data hasil lab, rongent, scanning otak dan USG ginjal, dan semuanya kami berikan.
Akhirnya beliau mengatakan :"hentikan semua pengobatan dokter. gunakan hanya ramuan dari saya. karena obat-obatan yang digunakan selama ini dan cuci darah itu hanya bikin masalah (penyakit) tambah berat."
Mulai hari Selasa tanggal 29 Januari 2008, Ibu saya stop minum obat, tidak melakukan cuci darah lagi, Oksigen juga lepas, termasuk sonde. Beliau hanya minum ramuan jamu dari Pak kardi Saja.
Alhamdulillah, sejak hari itu beliau berangsur sadar, kesehatannya menjadi semakin baik, dan mampu kembali berjalan-jalan seperti sediakala.
Tanggal 7 Februari 2008 yang lalu, kami syukuran bersama para tetangga.
Setiap hari saya dapat telpon dari Ibu, berkomunikasi secara normal.
dan pagi tadi saya diberi tahu, bahwa beliau sudah mampu melakukan sholat di Musholla yang jaraknya sekitar 30m dari rumah.
Alhamdulillah, Maha Besar Allah.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bisakah saya mendapatkan nomor kontak yang menyembuhkan penyakit gagal gijla tersebut